Beneath The Hermevoix adalah band Experimental Rock asal Indonesia yang menulis musik
dengan Story-Telling sebagai fokus utamanya. Story merupakan aspek yang paling penting bagi Beneath
The Hermevoix, karena Story akan menjadi fondasi dan mendikte sepenuhnya warna musik dalam lagu -
lagu Beneath The Hermevoix.
Beneath The Hermevoix tidak memandang genre sebagaimana umumnya kebanyakan musisi,
dimana kebanyakan band mengkategorikan diri mereka berdasarkan genre yang mereka mainkan.
Beneath The Hermevoix memandang genre sebagai "Story Tools" dan latar untuk membantu
menggambarkan cerita dari lagu yang dimainkan. Seringkali genre dalam lagu Beneath The Hermevoix
berubah - berubah, ini semua dilakukan untuk memberikan context, depth, setting dan karakter yang unik
kepada lagu tersebut sehingga setiap lagu memiliki identitas dan kisahnya masing - masing.
Beneath The Hermevoix secara musikalitas lebih memilih untuk memiliki dinamik yang tinggi
dan vocabulary yang luas ketimbang stay true pada sebuah genre yang singular. Konsep musik yang
diusung adalah "Audio-Theatrical" yang memiliki arti "Memberikan Theatrical Experience lewat Audio."
Konsep tersebut bermakna bahwa lagu merupakan sebuah panggung cerita berbentuk suara.
Kisah - kisah yang diceritakan oleh Beneath The Hermevoix seringkali adalah kisah yang mengangkat
tema - tema yang tidak umum dibahas oleh kebanyakan musisi. Dimana kebanyakan musisi mengangkat
tema tentang Politik, Cinta, dan Kehidupan sehari - hari, Beneath The Hermevoix memilih untuk
memandang 180 derajat dan mengangkat tema tentang Psychological Disorder, Theology, Afterlife,
Occult, Urban Legend, Apocalypse dan Metaphysics.
Sebagian besar kisah yang diangkat oleh Beneath The Hermevoix adalah fiksi yang ditulis
sendiri, namun tidak sedikit juga hal yang terinspirasi oleh kisah - kisah nyata. Dengan konsep ini
Beneath The Hermevoix memiliki Ground dan Framework yang lebih luas untuk dijelajahi, baik itu
secara musik maupun secara story.
Dalam bermain komposisi, Beneath The Hermevoix tidak ragu untuk memasukan instrumen
bahkan ensemble diluar Standard Rock Format yang menjadi default instrument bagi personilnya.
Beberapa lagu secara spesifik menggunakan instrument dan ensemble unik seperti Classical Orchestra,
Jazz Big Band Ensemble, Gamelan, Kendang, Marching Band, Various Percussions dan Modular
Synthesizer.
EP Intelligence In The Service of Madness
Album Heretofore Thereafter
Muhammad Fikriana
Guitarist
Enggar Srinandhito
Vocalist
-
Aftercrawl
-
Exeter
-
Paperschyte Contract